Rabu, 11 Februari 2015

The Last Person Standing Chap. 8

hai hai~ udah pada nunggu ya kelanjutan ceritanya? bener gak sih Morida mati? oke~ ini dia The Last Person Standing Chap. 8~

The Last Person Standing Chap. 8

.
.
.
"Morida tidak mungkin mati kan?!" tegas Samuel.

"Sam, tenanglah.. Morida tidak-" Belum sempat Louis menyelesaikan kata katanya Samuel memotong omongan Louis.


"jangan membuatku tenang louis.. itu tidak akan bisa.." Jelas Samuel.

Louis terdiam, tidak membalas kata kata samuel barusan, dan hanya memandangi Morida yang terbaring dengan keadaan tidak bernyawa. Samuel segera meninggalkan ruangan Morida.

"Sebaiknya aku menghubungi yang lainnya.."

Lalu Louis juga meninggalkan ruangan Morida dan berdiri di depan pintu kamar Morida, kemudian menghubungi teman temannya, memberitahu kepada mereka bahwa Morida baru saja mati.

~15 menit kemudian~

teman teman Louis datang ke rumah sakit tersebut, mereka terus menerus menanyakan kepada Louis apakah Morida benar benar mati. Di saat itu juga Samuel belum juga muncul, entah kemana dia. Perawat keluar dari ruangan Morida, ekspresi perawat itu sekarang benar benar terlihat.... ketakutan. Mungkin perawat itu seperti tidak percaya dengan sesuatu.

Sang perawat membuka pembicaraan, memberitahu kepada Louis dan yang lainnya bahwa detak jantung Morida kembali berdetak, semua tidak percaya, perawat langsung meninggalkan Louis dan yang lainnya, saat Louis masuk ke ruangan Morida, ternyata benar jantung Morida kembali berdetak. Disitulah Morida dianggap mati-suri.

~keesokan harinya~

Keesokan harinya, Samuel masih belum diketahui keberadaan nya, sementara Morida sudah siuman dengan kata lain dia sudah berhasil melewati masa komanya.

Louis masuk ke ruangan Morida terlihat di tangan Louis dia membawa makanan untuk Morida. Morida hanya menggerakkan bola mata hitam nya ke sudut matanya, melihat Louis yang membawa makanan untuknya, ia mengubah posisi tidurnya ke posisi duduk.

"Samuel dimana?" tanya Morida pada Louis.

"hm.. aku juga tidak tahu..." jawab Louis pelan
, "ohya, kau makan ya.." lanjutnya, lalu meletakkan piring berisikan makanan di atas meja sebelah ranjang Morida.

Morida hanya menganggukkan kepalanya sekali, dan melihat keluar jendela kamarnya itu.

"kira kira Samuel kemana?" Tanyanya kepada Louis.

"Tidak tahu. Dia menghilang saat kau dinyatakan meninggal.." Jawab Louis.

"Begitu.."

Lalu sesuasana menjadi hening, tidak ada yang membuka pembicaraan. Lalu Louis menghampiri Morida, "hm.. kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa" Ucap Louis, lalu meninggalkan Morida sendiri di kamarnya. "kalau begitu.. dua hari lagi aku akan mencari samuel saja.." batin Morida.
.
.
.
Hari beranjak malam, makanan yang dibawa Louis untuk Morida sudah habis, kamar Morida begitu hening, karena orang yang menepati kamarnya sendiri juga sedang tidur, yang terdengar hanya detakkan jarum jam di dinding.

Seketika sebuah bisikkan terhembus di telinga Morida, terlihat saja orang yang membisikkan itu memakai baju serba hitam, orang itu hilang sesaat setelah membisikkan, "aku akan memberimu kekuatan" Bisikkan yang terbilang sangat halus seperti angin yang berhembus itu membuat morida terbangun dari tidurnya, keringat dingin mengalir di pipinya, matanya terbuka dan ia melihat se-kamarnya, tidak ada siapapun.

"sebaiknya ku cari saja besok.." gumamnya, lalu kembali menutup matanya.

~keesokan harinya~

Louis datang ke kamar Morida, kali ini Louis bersama temannya yang lain, saat memasuki kamar Morida, mata Louis dan temannya itu terbelalak, Morida tidak ada di kamarnya, kamarnya juga sudah berantakkan. Terlihat saja jendela kamarnya terbuka,

"apa dia... kabur?"

-To be continue-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar