Kamis, 20 Agustus 2015

Biodata dan Fakta Tao

Biodata :
Nama Panggung   : Tao
Nama Asli   : Hwang Zi Tao
Posisi di grub   : rap, vokal, dan makne
Tanggal Lahir   : 2 Mei 1993
Tempat Lahir   : Qing Dao, China
Tinggi   : 183 cm
Golongan Darah   : A
Zodiak   : Taurus
Agensi   : SM Entertainment

Biografi :
       Ia adalah seniman bela diri, saat umurya lima tahun, ia belajar Wushu. Ketika ia berada di Hongkong, ia memenangkan kontes rap. Ia dimasukkan ke dalam SM Entertainment melalui S.M.Casting System di tahun 2010. Ia ditempatkan di asrama bersama trainee SM lainnya, ia dilatih dibidang menyanyi, menari, dan akting.
      EXO debut di 2011 SBS Gayo Daejun pada 29 Desember 2011. SM Entertainment merilis pers untuk mengumumkan boyband yang direncanakan akan debut pada Maret atau April 2011. Berita ini tidak dipermukaan sampai 11 Desember 2011, ketika SM Entertainment memperkenalkan anggota boyband yang baru itu dalam trailer secara individual. Tao muncul dalam trailer pada tanggal 28 Desember 2011. Prolog single "What in love" yang hanya dinyanyikan oleh Chen dan Luhan, dirilis pada 30 Januari 2012. Grup ini merilis prolog single kedua yang berjudul "History" pada 9 Maret 2012.
     EXO menyelenggarakan showcase pre-debut pertama di Seoul's Olympic Stadium, pada 31 Maret 2012, seratus hari setelah EXO debut trailer pertama mereka pada 21 Desember 2011. Sekitar 3000 penggemar dari 8000 pelamar dipilih untuk menghadiri penampilan mereka. Grup ini mengadakan showcase kedua dan konferensi pers pertama mereka di Aula Besar dari University of International Business and Economics di Beijing, Cina pada 1 April 2012.
     Debut resmi tunggal single "MAMA" dirilis pada tanggal 8 April 2012, diikuti dengan sebuah EP, MAMA, pada 9 April 2012. EXO-M menggelar penampilan debut mereka dengan lagu "MAMA" pada 8 April 2012 dalam acara 12th Yinyue Fengyun Bang Awards.
Fakta:

  1. Sehari setelah Luhan, SM mereveal member ke-3 yaitu Tao (28 Desember 2011)
  2. Dia member ke-3 tertinggi setelah Kris dan chanyeol
  3. Dia tergabung di subgrup EXO-M
  4. Tao adalah maknae di EXO-M 
  5. Tao itu orangnya sangat manja dan kekanak-kanakan
  6. Karena member yg paling bungsu, Tao sering di anggap ‘baby’ oleh member EXO-M
  7. Tao mengatakan menjadi  romantic adalah ketika menonton pemandangan malam sendirian dimalam hari
  8. Kai & Tao memiliki kulit paling gelap dalam kelompok
  9. Ketika semua orang berkumpul, setiap mereka berbicara, semua orang akan berpura-pura bahwa mereka dapat mendengar tapi tidak bias melihat di mana mereka
  10. Tao mengatakan ia tampak seperti Edison Chen sebelumnya
  11. Dia member EXO-M yg paling kuat makan
  12. Jika EXO M tinggal disebuah kastil, Tao ingin menjadi pemburu yang diam-diam melindungi kastil
  13. Barang yang harus dibawa Tao adalah masker dan Mp3
  14. Dari luar Tao itu terlihat dewasa namun sebenernya dia itu sensitive, polos, dan romantis
  15. Tao merayakan ulang tahunnya bersama 11 member EXO lainnya 
  16. Tao nangis saat EXO K bawa cake buat dia
  17. Tao sering ditegur MC gara-gara dia suka nyontek
  18. Tao dan xiumin pernah kalah waktu main game jadi mereka dapet hukuman buat minum ( pork + jus manga + saus sambal + limun + jus kimchi + sawi ) dan mereka berhasil ngabisinnya
  19. Tao nangis saat Fans ngasi dia award “Most Kungfu Panda
  20. Saat memperkenalkan diri, Tao suka lupa sama namanya sendiri

Rabu, 08 April 2015

Love In Hokkaido : First Love #2

Cuplikan cerita sebelumnya :

" Wajah ku memerah padam saat ku ketahui yang memegang tangan ku itu adalah David. "Apa kau tidak apa?" Tanya pria itu kepada ku, "i-iya..." jawabku terbatah. Aku tidak tau perasaan ku yang ku rasakan saat  aku melihat pria di hadapan ku, 'apa ini.... First Love ku?' "


Love In Hokkaido : First Love

Keesokan harinya. 

Seperti biasa aku pergi ke sekolah bersama adik laki laki ku, Hatori. Sampai di sekolah aku memasuki gerbang, saat memasuki gerbang aku melihat murid baru itu, David. Aku melihatnya ia berjalan menuju kelas sambil membaca buku, aku berjalan sambil memperhatikan pemuda tinggi itu, seketika saja aku tersandung dan jatuh, banyak mata yang menyaksikan termasuk David. Wajah ku memerah karena di perhatikan oleh banyak orang.

"Kau tidak apa?" Sebuah suara yang berat terdengar, aku mendongak untuk melihat siapa pemilik suara itu. Aku kembali memerah padam saat ku ketahui itu adalah David yang sedang berdiri di depan ku, cepat cepat saja aku berdiri di hadapannya lalu tersenyum canggung.

"ti-tidak apa apa kok! he... he... he..." Ucapku sambil menggaruk punggung kepala ku. Lalu aku berjalan sambil menunduk karena malu. Lalu aku memasuki kelas kemudian duduk di bangku ku, kemudian menarik nafas panjang lalu menghembuskan. "Tadi itu benar benar memalukan...." gumamku.

".. sangat memalukan, bukan?" ucap seorang pemuda, itu adalah david lagi. 

"eeeeehhh?! k- kau sedang apa disini?! kenapa disini?!!" Teriakku dengan muka merah. 

"kenapa bertanya seperti itu? aku memang di kelas ini dan di tempatkan duduk bersamamu.." balas david datar. entah kenapa ia selalu datar pada ku dan tidak pernah tersenyum, tapi apa dia baru saja bilang "bersamamu" kepada ku? ah entahlah... 

.
.
.

~Saat pulang sekolah~

Aku berjalan di koridor sekolah, menuju ruang klub voli ku, karena akan ada perlombaan voli seminggu lagi, jadi team ku akan menyusun strategi. Saat aku berjalan aku berpapasan dengan David lagi. ARGH!! kenapa selalu bertemu dengan pria jangkung ini!?

Aku tidak menyapanya, aku terus berjalan menuju ruang klub ku.

~Pukul 14:45 siang~

Aku dan tim ku memulai latihan kita. Saat aku berdiri di lapangan voli, aku melihat david yang bermain basket dengan yang lainnya. "wah hebat.." tanpa ku sadari aku mengucapkan kata kata itu dengan jelas, sehingga teman ku dapat mendengarnya. "Wah! tadi kau bilang apa miyazaki?" seorang teman ku berkata dengan jelas di tengah lapangan voli, "kau menyukai david, miyazaki?" tanya sosok teman ku yang lainnya.

"ck.." aku hanya mendengus kesal, dan cemburut di tengah lapangan.

"sudah! ayo latihan!" ucap pelatih tim ku, dan kita memulai latihan.

~1 jam kemudian~

Hari menunjukkan jam tiga sore, aku sudah selesai latihan voli untuk pertandingan bersama temanku. Sungguh hari yang melelahkan. Kali ini aku pulang jalan kaki, sebelum kembali ke rumah, aku memutuskan untuk membeli takoyaki.

Saat di perjalanan aku di pergoki oleh tiga pria asing yang berpostur besar nan tinggi. Tubuhku sedikit gemetar saat melihat ke tiga pria asing berdiri di hadapanku, aku mengambil langkah mundur ku, tapi salah satu dari mereka malah mendekat kepadaku.

Tentu saja aku ketakutan saat itu juga. "k-kalian mau apa?" tanya ku gugup. "hm.. bagaimana nona manis ikut dengan kami?" salah satu dari mereka tersenyum licik ke arah ku.Satu orang yang lainnya malah mendekati ku dan mengangkat dagu ku, sehingga aku menatap wajah orang itu. Aku semakin takut saat melihat orang tersebut.

"sudah.. nona ikut kami saja, ne?" tanya orang ke tiga dari mereka. Aku langsung menggelengkan kepala ku cepat. Dengan adanya kesempatan, aku langsung mengambil seribu langkah dan berlari secepat mungkin dari tiga orang itu. Tapi mereka malah mengejar ku. Uh! aku harus berlari kemana?!

BRUK

Tanpa sengaja aku menabrak seseorang, ternyata dia pria, saat aku melihat orang tersebut.. "D-david!? huaa! syukurlah aku bertemu dengan mu disini! ada tiga orang yang mengganggu ku dan kini mereka--" belum sempat kata kata ku terhenti, david langsung menutup mulut ku dengan tangan besarnya, seketika wajah ku memerah. Lalu ia membawa ku ke sebuah gang sepi tidak jauh dari tempat aku menabrak pria jangkung itu.

"Sebaiknya kau bersembunyi disini kalau tidak mau ketahuan mereka..." Ucapnya kepada ku. Ternyata dia hanya ingin menyelamatkan ku saja.

.
.
"dimana nona tadi, huh?"

"entahlah, lebih baik kita cari kesana saja!"


.
.

"baiklah sepertinya kau tidak ketahuan oleh mereka, sekarang kau aman..." ucapnya dingin.
 Aku keluar dari persembunyianku, kemudian berdiri menghadap David. "um... t-terimakasih" ucap ku sedikit gugup. Lalu David hanya mengangguk kepada ku.

"kau ingin kemana?" tanya pria jangkung itu kepada ku.

"membeli... Takoyaki..." jawabku pelan.

"kalau begitu aku temani kemudian mengantarmu pulang supaya tidak terjadi hal yang aneh kepada mu lagi" jelasnya. Aku membulatkan mata ku.

"ah! tidak usah david-san!" ujar ku kemudian. Aku tidak mau membuat pria jangkung itu kerepotan karena ku.

".... yasudah, ayo" ucapnya seolah olah malah mengajakku. Kemudian pria jangkung itu berjalan lebih dulu, langsung saja aku mengikuti pria jangkung  itu dari belakang. Hanya memandangi punggungnya dari belakang selama perjalanan.

Sampai di depan penjual Takoyaki, aku langsung memesan takoyaki. Saat ingin membayar, aku malah kebalapan si pria jangkung itu, ia malah yang membayar pesanan ku.

"a-ano.. david-san, kenapa kau yang bayar?" tanyaku sambil menatap pria jangkung itu.

"hm? aku tidak membayar untuk mu, aku hanya membayar untukku..." Setelah mendengar jawaban dari pria di hadapan ku itu, wajah ku langsung merona karena malu akibat kesalah pahaman ku. "o-o-oooh begitu ya.. k-ku kirain k--kau yang akan membayarnya..." ujar ku gugup. Tuhan! mati saja aku! berkata seperti orang bodoh yang salah tingkah di depan pria!!



~TBC~

Minggu, 29 Maret 2015

Love in Hokkaido : First Love #1

hai hai~ apa kabar kalian? baik kan? lee ingin ngasih satu fanfict ber-genre drama & romance, tenang bukan harem ;v tapi ini baru pertama kali nya lee buat ff romance, jadi maapin ajah kalo romancenya jelek :') . trus ada beberapa informasi untuk ff yang satu ini , Love In Hokkaido akan ada lima bagian, first love, love like snow, love triangle, last love, memories of love. Nah, di setiap bagiannya, tokoh tokohnya beda beda, mungkin ada yang sama. ff nya juga akan di post setiap jum'at, sabtu, minggu.

oke langsung ke cerita~


Love In Hokkaido : First love 

Aku terbangun dari tidur malam ku, mimpi yang indah...  pikir ku, entah apa yang ku pikirkan di pagi hari ini, lalu seseorang berteriak pada ku dari luar, "Miyazaki! cepat bangun ! nanti kau akan terlambat" ia adalah ibu ku. Uh, kenapa setiap pagi aku harus dibangunkan dengan cara seperti ini? Memang sangat sulit untuk menjadi seorang pelajar tingkat SMA, huft.. apalagi dengan tugas tugas yang menumpuk. 

Aku segera beranjak dari kasur ku, mengambil handuk dan segera masuk ke kamar mandi untuk memandikan seluruh badan ku.

Beberapa menit kemudian aku keluar dari kamar ku dengan baju sekolah ku yang sudah melekat di tubuhku. Aku menuju ke ruang makan untuk menemui ibu dan adik laki laki ku, ayah ku sedang bekerja di Sapporo untuk waktu yang cukup lama. Adik laki laki ku bernama Hatori Harada, iya menduduki kelas tiga tingkat SMP. Biasanya ia selalu berangkat bersama ku. 

Setelah sarapan  bersama ibu dan adik ku, aku dan Hatori segera berangkat, "ibu, kami berangkat dulu" setelah berpamitan, aku dan adik ku segera pergi menuju halte bis, karena bis yang biasa kita naiki bertujuan ke arah sekolah ku dan sekolah Hatori, sekolah kami berhadapan jadi kami bisa pulang bersama.

Setibanya di depan sekolah Hatori aku segera menyebrang untuk memasuki sekolahku yang bersebrangan dengan sekolah Hatori.

.
.
.
Aku memasuki kelas ku, terlihat saja kelas ku sudah ramai oleh teman teman ku, aku segera berjalan menuju tempat duduk ku, itu berada di paling belakang, lalu salah satu teman ku menghampiri ku, "selamat pagi Miyazaki!" ia menyapa ku dengan ekspresi senangnya. "ah, selamat pagi yui.." aku membalas sapaannya. 

"hei hei, apa kau tau ? kita akan kedatangan murid baru! katanya ia laki laki dan ia berasal dari luar negeri!" 

"eh? benarkah?" 

"iya!"

*KRING*

Bel sekolah bunyi menandakan semua murid harus masuk ke kelas masing masing. Aku yang berada di kelas 3-3 semua teman teman ku dan aku sudah berada di kelas dengan terduduk rapih di meja masing masing. Sementara wali kelas ku sudah memasuki kelas diikuti seorang anak laki laki dengan postur badan yang tinggi, ia berkacamata, apa dia murid barunya? pikir ku, aku selalu memperhatikan wajah pria itu. 

"ini murid baru kita, ia bernama Jonathan David" 

"salam kenal.." pria itu berkata, teman teman ku mulai berbisik. Wali kelas ku menunjuk ke arah bangku kosong yang berada di sebelah ku. "David-san, kau bisa duduk di sebelah Harada-san..." saat mendengar kata kata guru ku itu, aku sedikit terkejut, lalu pria itu berjalan menuju bangku yang berada di sebelah ku, aku menundukkan kepalaku sedikit, 'apa dia akan sebangku dengan ku?' pikir ku. lalu pria itu duduk di samping ku. Selama perjalanan berlangsung pria bernama David disebelah ku itu tidak berbicara sama sekali.
.
.
.
*KRING* 

bel istirahat berbunyi, aku segera mengeluarkan bekal ku yang diberi ibu ku. Aku melirik ke pria yang berada di samping ku. Aku mencoba untuk melakukan interaksi dengan pria disamping ku, dan aku mulai berbicara.

"a-ano... apa kau tidak ingin makan?" tanya ku lumayan gugup. Tapi yang ditanya hanya diam. Aku kembali bertanya, "etto... kau berasal dari mana?" tanya ku yang masih gugup, kali ini dia melirikan matanya ke arah ku, tatapannya lumayan dingin, wajah ku lumayan panas tanpa sebab. 

" aku sibuk membaca buku, jadi jangan ganggu..." ia berkata demikian kemudian kembali membaca buku yang ia baca. 

'd-dia berbicara pada ku?' "ah.. kalau begitu maaf mengganggu mu.." Aku berdiri dari tempat ku, bermaksud ingin makan di meja teman ku supaya kita bisa makan bersama, tapi saat aku melangkah kan kaki ku, kaki ku malah tersandung, aku hampir terjatuh, tapi sebuah tangan menahan ku supaya aku tidak jatuh, "hati hati.." 

Wajah ku memerah padam saat ku ketahui yang memegang tangan ku itu adalah David. "Apa kau tidak apa?" Tanya pria itu kepada ku, "i-iya..." jawabku terbatah. Aku tidak tau perasaan ku yang ku rasakan saat  aku melihat pria di hadapan ku, 'apa ini.... First Love ku?' 

-To Be continued-

Jumat, 27 Maret 2015

The Last Person Standing Chapter 10. #The Last Standing!

yowww minna~ lama ga nge post, karena ide udah hangus jadi lee memutuskan untuk mengakhiri TLPS.
jadi  ini akhir dari cerita ;D oke oke jangan nangis di bagian akhirnya ya ~~ ketawa aja :v

The Last Person Standing : The Last Standing !

Cuplikan chapter sebelumnya :

Morida berjalan dipinggir jalan, tiba tiba saja sebuah pukulan keras dari arah belakang kembali mendarat di tubuhnya, ia terpental beberapa meter dari ia berdiri tadi, lalu kembali berdiri dan melihat ke arah orang yang memukulnya tadi.

"Siapa kau?" tanya Morida dengan nada yang sinis.

"apa kau lupa? Aku lah yang membunuh ayah mu dulu.." Orang itu tersenyum licik kepada Morida.

"a-apa?"


.
.
.
.
"ah.. jadi ... kau keluar juga rupanya.." Morida memberikan seulas senyuman tipis disana, sementara angin berhembus, menerpa wajah Morida kemudian membuat helaian rambut Morida terhembus.

"sudah lama ya tidak melihat wajah panik mu itu.. " Orang itu terkekeh.

Mata Morida memincing tajam ke arah orang itu dan mata kirinya berubah menjadi merah, "saa- it's time to revenge..." Ucapnya, yang kemudian mengambil pedangnya dari sarung pedangnya yang ia sandang di belakang punggungnya.

Seketika sebuah serangan dengan cepat mengenai Morida sehingga ia terhempas beberapa meter dari tempatnya berdiri.  Tidak ada yang berdarah atau terluka di tubuhnya, tiba tiba saja dua orang pria datang berdiri di belakang Morida, "saa.. kalau ingin bertarung jangan sendirian... " ucap seorang pria yang nampaknya tidak asing bagi Morida, mereka adalah Samuel dan Louis.

"ah... kalian.. kalau begitu aku terselamatkan, ya?" ujar Morida kepada kedua pria itu, kemudian ia berdiri.
Dan yang akhirnya melawan orang itu adalah mereka bertiga ( Morida, Samuel, Louis ). "ah rasanya tidak adil ya, tiga lawan satu, tapi... tidak apa lah, yang ku lawan ini kan anak anak.." Ucap orang itu dengan nada yang meremehkan. "anak anak katanya? awas saja kalau dia berhasil kita bunuh..." ucap Louis.

1...
2...
3...

tepat di hitungan ke tiga, Morida dengan cepat menyerang orang itu namun entah kenapa serangannya gagal. Kemudian yang menyerang selanjutnya adalah Samuel dengan sambaran petirnya yang ternyata juga tidak berhasil, karena orang itu berhasil menghindar, orang itu membalas serangan Samuel dengan satu pukulan di wajah Samuel, sehingga samuel terhempas beberapa puluh meter dari tempatnya berdiri tadi.

Louis yang melihat temannya di pukul seperti itu, ia langsung menghajar orang itu, pukulan Louis lumayan kuat. namun ia gagal, ia berhasil dibunuh oleh orang itu. Samuel terbelalak melihat temannya dibunuh dengan cara yang seperti itu, sadis terlihat sadis di mata gelap milik Samuel. Langsung saja Samuel menyerang dengan tangannya yang sudah di selimuti api membara yang siap membakar lawannya.

Orang itu berhasil membunuh Samuel, kali ini ia membunuh Samuel menggunakan Gergaji Mesin, "SAMUEL!" Morida mengambil seribu langkah untuk mendekat ke arah Samuel, namun ia dihalangi oleh mafia itu, Morida langsung saja memukul mafia itu sekuat tenaga, " Mega Punch!" Mafia itu langsung terhempas sehingga menghantam gedung, tidak sampai disitu, Morida langsung bergerak dengan cepat ia mengeluarkan kedua pedangnya, tiba tiba ia sudah berada di belakang orang itu, "Double Slayer of Death!" seketika orang itu langsung mati.

Pertarungan selesai sampai disana Morida berjalan mendekati mayat Louis dan Samuel, lalu menunduk melihat Samuel dan Louis terbaring tidak bernyawa dihadapannya. Hari itu juga hujan turun, membasahi tubuh Morida yang berdiri di dekat kedua mayat itu. "saa... berakhir ya..."

.
.
.
.
~ Dua tahun kemudian ~

Sejak hari itu aku memutuskan untuk kembali ke kota asal ku, Hokkaido. Aku hanya berbikir, kenapa hanya aku yang tidak terbunuh di hari itu. Tapi.. mungkinkah mereka sedang melihat ku yang sekarang? Kini pun juga aku hanya menyamar menjadi siswa biasa di universitas Hokkaido yang kemudian bekerja menjadi fotografer di kota itu sekaligus menjadi seketariat di sebuah perusahaan. Dan aku kembali memulai hidup ku yang baru dengan harapan, tidak ada lagi orang yang ku sayang mati lagi dihadapanku.

The Last Person Standing 
End
 

Minggu, 22 Februari 2015

10 Heroes #2


~Keesokan harinya~
.
.
.

“seperti yang dikatan Jonathan, Jin wook ternyata berbahaya, padahal aku sudah berdiri menunggu anak itu disini berjam-jam, tapi tidak datang juga?!” dengus Hyung kesal.


“John, apa dia benar benar memiliki Ability?”


“penglihatan ku begitu”


“biar aku uji kemampuan dia bagaimana?”


“jin wook, lebih baik kau hampiri dia saja..”


“baiklah, tuan, haha”


 Lalu Jin Wook menghampiri Hyung. Ekspresi Hyung benar benar kesal karena sudah dibuat menunggu Jin Wook berjam-jam.


 Obrolan dimulai, yang memulai adalah Jin Wook sendiri. Selang beberapa waktu, Jin wook mengajak Hyung untuk pergi dari tempat itu, otomatis Morida dan Jonathan mengikuti mereka berdua secara diam diam.


~tengah kota~


Di tengah kota terlihat Savia sedang berjalan bersama seorang pria lainnya. Pria itu bertubuh tinggi, tinggi nya sekitar 186 cm, memakai kacamata, dan memiliki rambut hitam.
Pria itu salah satu dari sekelompok Heroes yang bernama Sphinx Groups. Savia dan pria itu melihat Morida dan Jonathan sedang berjalan dibelakang Jin wook dan Hyung.


“ah! Itu kakak!” seru Savia.


“ssstt, kau ini, berisik sekali”


“hehe…”


 Lalu pria yang bersama Savia itu menghampiri Morida dan Jonathan. Diketahui nama pria yang bersama Savia itu adalah Jackson Sallygard.


“apa yang kalian lakukan disini?” Tanya Jackson kepada Morida dan Jonathan.


“kami lagi mengikuti mereka berdua yang di depan..” jawab Jonathan.


“sebaiknya kalian diam..” sahut Morida.


“itu Jin Wook!!” teriak Savia. Serentak saja Morida, Jonathan, dan Jackson membalikkan badan mereka, menghadap ke belakang.


“dasar bodoh, sudah ku bilang untuk diam…” celetuk Morida kepada Savia.


“he..he..he..he” Savia hanya tertawa canggung.


Jin wook melihat kebelakang, ia melihat empat orang itu dan tersenyum, senyumannya bukan senyuman biasa itu hanya senyuman licik.


“ah, sa-ryun hyung, bagaimana kita pergi ke suatu tempat?”


“eh?”


 “oke kalau begitu, ayo”


“t-tapi…”


“hm hm, lebih baik kau ikut aku, tuan Hyung… atau… kau ingin mati?” Senyuman seperti Assassin  kembali muncul di wajah Jin Wook.


“kau! Kau pembunuh!?” Hyung sedikit terkejut dengan perkataan Jin Wook tadi.


“haaa baru tau ya? Hahaha, iya..”


Mungkin Hyung sedikit gemetar tapi ia cukup hebat dalam menusuk orang. Ia mengambil pisau lipat dari saku bajunya, dengan cepat Hyung menusuk perut Jin Wook.


 “lihat itu!” Savia menunjuk ke arah Hyung.
Morida, Jackson, dan Jonathan menengok ke arah yang dimaksud, ekspresi mereka bertiga sama saja, datar.


Jin Wook melihat perutnya yang ditusuk oleh Hyung, apa yang terjadi? Tidak ada darah yang keluar, Hyung sendiri terkejut. Hyung menggerakkan kakinya ke belakang, takut takut, Jin Wook yang berhasil membunuhnya.


“ini giliran ku, Mr. Hyung…” Mengangkat pisau ke udara dan melayangkan pisau itu ke arah Hyung.


Dan yang terjadi adalah…


-To be continued-

Sabtu, 21 Februari 2015

10 Heroes #1




Hey yo semua! masih bersama lee disini, lee akan--- ehem, maksudnya ini dia fanfict kedua milik lee, yang pertama di tundah dulu eaps, dan ini dia 10 Heroes! selamat membaca!


10 Heroes
.
.
.
        
 Di salah satu kota ternama di Korea, yaitu Seoul. Terdapat seorang pemuda di tengah kota itu, sedang berjalan menuju stasiun, yang bertujuan ke kota Kyoto, Jepang.  Pemuda itu diketahui bernama Sa-Ryun, pemuda berumur 20 tahun, sekarang ia tinggal bersama pamannya di Seoul, tetapi karena dia akan pergi ke Kyoto, pamannya akan tinggal sendirian.
          
Sampai di stasiun, Sa-ryun tinggal menunggu kereta bertujuan ke Kyoto. 20 Menit kemudian kereta yang di tunggu telah tiba. Sa-ryun langsung menaiki kereta itu, dan langsung mencari tempat duduk.
         
~beberapa jam kemudian~

Akhirnya Sa-ryun sampai di tujuan, ia turun dari kereta , sedikit bingung dengan tempat asing baginya, apalagi Sa-ryun bertujuan ke Kyoto untuk melanjutkan
ia sekolah universitasnya. Ya, Sa-ryun masih anak dewasa yang belum menyelesaikan studi nya.
           
Sa-ryun berjalan ke kota, dengan kertas yang ia pegang, kertas itu berisikan alamat rumah bibinya. Di tengah jalan, tak sengaja ia menubruk bahu seorang pemuda. Orang yang di tabraknya itu pun hanya meliriknya sekilas.  Sa-ryun melirik orang itu juga, lalu ia membuka pembicaraan, 

“permisi tuan, apa kau tau alamat ini?” Tanya Sa-ryun sembari menyodorkan alamat bibinya itu.
             
Pemuda yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya, lalu meninggalkan Sa-ryun. Pemuda yang aneh. Pikir Sa-ryun, lalu ia kembali berjalan.
            
 15 menit, ia kembali bertemu dengan seseorang yang ia tabrak, kali ini seorang gadis kecil, yang berpenampilan seperti… kucing?

“ah.. maaf” ucap Sa-ryun


“oh? Tidak apa apa!” balas gadis itu.


“apa kau tau alamat ini? Bisa kau tunjukkan jalannya?” Tanya Sa-ryun. Gadis itu melihat alamat pada kertas itu, lalu mengangguk. 


“iya, aku tau alamat ini, ikuti aku!” lalu gadis kecil itu berjalan mendahului Sa-ryun, Sa-ryun mengikuti gadis itu.


~beberapa menit kemudian~


“itu dia rumahnya!” Gadis itu menunjuk kea rah rumah bibi Sa-ryun.

“ah, terimakasih. Ngomong ngomong namamu siapa?” Tanya Sa-ryun.

“nama?”

“iya.. namamu?”

“kata kakak, tidak boleh memberitahu namaku kepada orang asing,… aku pergi dulu, sampai jumpa, kak!” lalu gadis itu berlari kembali ke kota.

“eh?    ”Sa-ryun sedikit bingung. Gadis itu aneh..


“siapa yang kau bilang aneh?” secara tiba tiba suara seorang pemuda terdengar di belakangnya, ia langsung menengok ke belakang, dan di dapati nya seorang pemuda.


“haa,, kau membuat ku terkejut tuan.” Sa-ryun


“apa kau bertemu dengan anak ini?” Pria itu menunjukkan sebuah foto, di foto tersebut ternyata gadis yang dimaksud adalah, gadis yang mengantarnya barusan.


 “ah iya, tadi gadis itu mengantar ku kesini.” Hening sesaat, lalu pria ber-jas itu berkata,


“mohon ikut saya..”


“eh? Kemana?”


“ikut saja” Lalu pria itu berjalan diikuti Sa-ryun di belakangnya.

                
Tak lama kemudian mereka sampai disuatu tempat yang cukup sepi, hanya ada dua orang sebenarnya di tempat itu, seorang laki laki dan perempuan bersuraikan panjang itu. Sa-ryun mulai bingung dengan keadaan tempat itu, hening memang, tidak ada yang membuka pembicaraan yang tadi.
                

 Wajah Sa-ryun berubah sedikit terkejut, saat melihat gadis kecil yang bersamanya tadi berada disini. “ah! Kakak yang tadi!” seru gadis itu. “ah.. ha-hai… ummm apa yang terjadi disini? Oh maaf, aku tidak menyukai suasana yang canggung ini.. hehe” tawa Sa-ryun sedikit canggung.
 

“kalau begitu salah kami,” balas pemuda ber-jas itu.


“aku Jonathan David, aku berasal dari Amerika. Dia Lee Jin Wook, dia berasal dari korea, dia Morida Geonardo Sakurai, berasal dari jepang, dan itu adiknya Morida, Savia Geonardo Sakurai…” jelas Jonathan.


“ah, salam kenal. Aku sa-ryun.. berasal dari korea” Sa-ryun memperkenalkan dirinya, lalu membungkuk sopan sesaat.


“jadi, aku kesini hanya untuk di perkenalkan kepada kalian ya? Wah, senangnya, padahal aku orang baru disini, sedikit aneh, ya? Haha” 


Gadis yang bernama Morida itu hanya menatap sinis Sa-ryun Hyung, Hyung sedikit canggung saat gadis itu menatapnya seperti itu. 


“Aku tidak suka orang baru,  jonathan, sebaiknya kau suruh saja orang itu pulang..” ucap Morida datar, lalu ia berjalan meninggalkan mereka semua.


 “kak! Aku ikut!” lalu Savia mengikuti Morida dari belakang.  


Menunggu sampai Morida menjauh dari tempat itu, Jin Wook lalu menerjang Hyung secara tiba tiba 


“hey yo, Hyung! Aku suka orang baru! Kau juga berasal dari korea, sama seperti ku, jadi kita bisa berteman. Kalau begitu, besok kau harus datang kemari lagi, aku ada kejutan untuk orang baru seperti mu, sampai jumpa~” lalu Jin wook pergi meninggalkan Jonathan bersama Hyung. 


“Berhati-hatilah, tuan..” ucap Jonathan. 


“apa?” 


“Morida itu pembunuh, savia pelindung, sementara jin wook, kau harus berhati hati dengannya, dia adalah Secret Assassin ..” ucap jonathan dengan nada yang sinis.  


“a-apa? Apa maksud-“ belum menyelesaikan kata katanya, Jonathan sudah menghilang. Siapa mereka tadi? 


Ahsudahlah, sebaiknya aku kerumah bibi saja… tapi… aku sekarang sedang dimana? ARRGGHHH! KENAPA AKU KENA SIAL TERUS SIH!” teriak Hyung. Lalu ia mencoba mencari jalan menuju rumah bibinya lagi.

-To be continued-