Jumat, 27 Maret 2015

The Last Person Standing Chapter 10. #The Last Standing!

yowww minna~ lama ga nge post, karena ide udah hangus jadi lee memutuskan untuk mengakhiri TLPS.
jadi  ini akhir dari cerita ;D oke oke jangan nangis di bagian akhirnya ya ~~ ketawa aja :v

The Last Person Standing : The Last Standing !

Cuplikan chapter sebelumnya :

Morida berjalan dipinggir jalan, tiba tiba saja sebuah pukulan keras dari arah belakang kembali mendarat di tubuhnya, ia terpental beberapa meter dari ia berdiri tadi, lalu kembali berdiri dan melihat ke arah orang yang memukulnya tadi.

"Siapa kau?" tanya Morida dengan nada yang sinis.

"apa kau lupa? Aku lah yang membunuh ayah mu dulu.." Orang itu tersenyum licik kepada Morida.

"a-apa?"


.
.
.
.
"ah.. jadi ... kau keluar juga rupanya.." Morida memberikan seulas senyuman tipis disana, sementara angin berhembus, menerpa wajah Morida kemudian membuat helaian rambut Morida terhembus.

"sudah lama ya tidak melihat wajah panik mu itu.. " Orang itu terkekeh.

Mata Morida memincing tajam ke arah orang itu dan mata kirinya berubah menjadi merah, "saa- it's time to revenge..." Ucapnya, yang kemudian mengambil pedangnya dari sarung pedangnya yang ia sandang di belakang punggungnya.

Seketika sebuah serangan dengan cepat mengenai Morida sehingga ia terhempas beberapa meter dari tempatnya berdiri.  Tidak ada yang berdarah atau terluka di tubuhnya, tiba tiba saja dua orang pria datang berdiri di belakang Morida, "saa.. kalau ingin bertarung jangan sendirian... " ucap seorang pria yang nampaknya tidak asing bagi Morida, mereka adalah Samuel dan Louis.

"ah... kalian.. kalau begitu aku terselamatkan, ya?" ujar Morida kepada kedua pria itu, kemudian ia berdiri.
Dan yang akhirnya melawan orang itu adalah mereka bertiga ( Morida, Samuel, Louis ). "ah rasanya tidak adil ya, tiga lawan satu, tapi... tidak apa lah, yang ku lawan ini kan anak anak.." Ucap orang itu dengan nada yang meremehkan. "anak anak katanya? awas saja kalau dia berhasil kita bunuh..." ucap Louis.

1...
2...
3...

tepat di hitungan ke tiga, Morida dengan cepat menyerang orang itu namun entah kenapa serangannya gagal. Kemudian yang menyerang selanjutnya adalah Samuel dengan sambaran petirnya yang ternyata juga tidak berhasil, karena orang itu berhasil menghindar, orang itu membalas serangan Samuel dengan satu pukulan di wajah Samuel, sehingga samuel terhempas beberapa puluh meter dari tempatnya berdiri tadi.

Louis yang melihat temannya di pukul seperti itu, ia langsung menghajar orang itu, pukulan Louis lumayan kuat. namun ia gagal, ia berhasil dibunuh oleh orang itu. Samuel terbelalak melihat temannya dibunuh dengan cara yang seperti itu, sadis terlihat sadis di mata gelap milik Samuel. Langsung saja Samuel menyerang dengan tangannya yang sudah di selimuti api membara yang siap membakar lawannya.

Orang itu berhasil membunuh Samuel, kali ini ia membunuh Samuel menggunakan Gergaji Mesin, "SAMUEL!" Morida mengambil seribu langkah untuk mendekat ke arah Samuel, namun ia dihalangi oleh mafia itu, Morida langsung saja memukul mafia itu sekuat tenaga, " Mega Punch!" Mafia itu langsung terhempas sehingga menghantam gedung, tidak sampai disitu, Morida langsung bergerak dengan cepat ia mengeluarkan kedua pedangnya, tiba tiba ia sudah berada di belakang orang itu, "Double Slayer of Death!" seketika orang itu langsung mati.

Pertarungan selesai sampai disana Morida berjalan mendekati mayat Louis dan Samuel, lalu menunduk melihat Samuel dan Louis terbaring tidak bernyawa dihadapannya. Hari itu juga hujan turun, membasahi tubuh Morida yang berdiri di dekat kedua mayat itu. "saa... berakhir ya..."

.
.
.
.
~ Dua tahun kemudian ~

Sejak hari itu aku memutuskan untuk kembali ke kota asal ku, Hokkaido. Aku hanya berbikir, kenapa hanya aku yang tidak terbunuh di hari itu. Tapi.. mungkinkah mereka sedang melihat ku yang sekarang? Kini pun juga aku hanya menyamar menjadi siswa biasa di universitas Hokkaido yang kemudian bekerja menjadi fotografer di kota itu sekaligus menjadi seketariat di sebuah perusahaan. Dan aku kembali memulai hidup ku yang baru dengan harapan, tidak ada lagi orang yang ku sayang mati lagi dihadapanku.

The Last Person Standing 
End
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar