" Wajah ku memerah padam saat ku ketahui yang memegang tangan ku itu adalah David. "Apa kau tidak apa?" Tanya pria itu kepada ku, "i-iya..." jawabku terbatah. Aku tidak tau perasaan ku yang ku rasakan saat aku melihat pria di hadapan ku, 'apa ini.... First Love ku?' "
Love In Hokkaido : First Love
Keesokan harinya.
Seperti biasa aku pergi ke sekolah bersama adik laki laki ku, Hatori. Sampai di sekolah aku memasuki gerbang, saat memasuki gerbang aku melihat murid baru itu, David. Aku melihatnya ia berjalan menuju kelas sambil membaca buku, aku berjalan sambil memperhatikan pemuda tinggi itu, seketika saja aku tersandung dan jatuh, banyak mata yang menyaksikan termasuk David. Wajah ku memerah karena di perhatikan oleh banyak orang.
"Kau tidak apa?" Sebuah suara yang berat terdengar, aku mendongak untuk melihat siapa pemilik suara itu. Aku kembali memerah padam saat ku ketahui itu adalah David yang sedang berdiri di depan ku, cepat cepat saja aku berdiri di hadapannya lalu tersenyum canggung.
"ti-tidak apa apa kok! he... he... he..." Ucapku sambil menggaruk punggung kepala ku. Lalu aku berjalan sambil menunduk karena malu. Lalu aku memasuki kelas kemudian duduk di bangku ku, kemudian menarik nafas panjang lalu menghembuskan. "Tadi itu benar benar memalukan...." gumamku.
".. sangat memalukan, bukan?" ucap seorang pemuda, itu adalah david lagi.
"eeeeehhh?! k- kau sedang apa disini?! kenapa disini?!!" Teriakku dengan muka merah.
"kenapa bertanya seperti itu? aku memang di kelas ini dan di tempatkan duduk bersamamu.." balas david datar. entah kenapa ia selalu datar pada ku dan tidak pernah tersenyum, tapi apa dia baru saja bilang "bersamamu" kepada ku? ah entahlah...
.
.
.
~Saat pulang sekolah~
Aku berjalan di koridor sekolah, menuju ruang klub voli ku, karena akan ada perlombaan voli seminggu lagi, jadi team ku akan menyusun strategi. Saat aku berjalan aku berpapasan dengan David lagi. ARGH!! kenapa selalu bertemu dengan pria jangkung ini!?
Aku tidak menyapanya, aku terus berjalan menuju ruang klub ku.
~Pukul 14:45 siang~
Aku dan tim ku memulai latihan kita. Saat aku berdiri di lapangan voli, aku melihat david yang bermain basket dengan yang lainnya. "wah hebat.." tanpa ku sadari aku mengucapkan kata kata itu dengan jelas, sehingga teman ku dapat mendengarnya. "Wah! tadi kau bilang apa miyazaki?" seorang teman ku berkata dengan jelas di tengah lapangan voli, "kau menyukai david, miyazaki?" tanya sosok teman ku yang lainnya.
"ck.." aku hanya mendengus kesal, dan cemburut di tengah lapangan.
"sudah! ayo latihan!" ucap pelatih tim ku, dan kita memulai latihan.
~1 jam kemudian~
Hari menunjukkan jam tiga sore, aku sudah selesai latihan voli untuk pertandingan bersama temanku. Sungguh hari yang melelahkan. Kali ini aku pulang jalan kaki, sebelum kembali ke rumah, aku memutuskan untuk membeli takoyaki.
Saat di perjalanan aku di pergoki oleh tiga pria asing yang berpostur besar nan tinggi. Tubuhku sedikit gemetar saat melihat ke tiga pria asing berdiri di hadapanku, aku mengambil langkah mundur ku, tapi salah satu dari mereka malah mendekat kepadaku.
Tentu saja aku ketakutan saat itu juga. "k-kalian mau apa?" tanya ku gugup. "hm.. bagaimana nona manis ikut dengan kami?" salah satu dari mereka tersenyum licik ke arah ku.Satu orang yang lainnya malah mendekati ku dan mengangkat dagu ku, sehingga aku menatap wajah orang itu. Aku semakin takut saat melihat orang tersebut.
"sudah.. nona ikut kami saja, ne?" tanya orang ke tiga dari mereka. Aku langsung menggelengkan kepala ku cepat. Dengan adanya kesempatan, aku langsung mengambil seribu langkah dan berlari secepat mungkin dari tiga orang itu. Tapi mereka malah mengejar ku. Uh! aku harus berlari kemana?!
BRUK
Tanpa sengaja aku menabrak seseorang, ternyata dia pria, saat aku melihat orang tersebut.. "D-david!? huaa! syukurlah aku bertemu dengan mu disini! ada tiga orang yang mengganggu ku dan kini mereka--" belum sempat kata kata ku terhenti, david langsung menutup mulut ku dengan tangan besarnya, seketika wajah ku memerah. Lalu ia membawa ku ke sebuah gang sepi tidak jauh dari tempat aku menabrak pria jangkung itu.
"Sebaiknya kau bersembunyi disini kalau tidak mau ketahuan mereka..." Ucapnya kepada ku. Ternyata dia hanya ingin menyelamatkan ku saja.
.
.
"dimana nona tadi, huh?"
"entahlah, lebih baik kita cari kesana saja!"
.
.
"baiklah sepertinya kau tidak ketahuan oleh mereka, sekarang kau aman..." ucapnya dingin.
Aku keluar dari persembunyianku, kemudian berdiri menghadap David. "um... t-terimakasih" ucap ku sedikit gugup. Lalu David hanya mengangguk kepada ku.
"kau ingin kemana?" tanya pria jangkung itu kepada ku.
"membeli... Takoyaki..." jawabku pelan.
"kalau begitu aku temani kemudian mengantarmu pulang supaya tidak terjadi hal yang aneh kepada mu lagi" jelasnya. Aku membulatkan mata ku.
"ah! tidak usah david-san!" ujar ku kemudian. Aku tidak mau membuat pria jangkung itu kerepotan karena ku.
".... yasudah, ayo" ucapnya seolah olah malah mengajakku. Kemudian pria jangkung itu berjalan lebih dulu, langsung saja aku mengikuti pria jangkung itu dari belakang. Hanya memandangi punggungnya dari belakang selama perjalanan.
Sampai di depan penjual Takoyaki, aku langsung memesan takoyaki. Saat ingin membayar, aku malah kebalapan si pria jangkung itu, ia malah yang membayar pesanan ku.
"a-ano.. david-san, kenapa kau yang bayar?" tanyaku sambil menatap pria jangkung itu.
"hm? aku tidak membayar untuk mu, aku hanya membayar untukku..." Setelah mendengar jawaban dari pria di hadapan ku itu, wajah ku langsung merona karena malu akibat kesalah pahaman ku. "o-o-oooh begitu ya.. k-ku kirain k--kau yang akan membayarnya..." ujar ku gugup. Tuhan! mati saja aku! berkata seperti orang bodoh yang salah tingkah di depan pria!!
~TBC~